Kamis, 28 April 2016

MERAIH AMPUNAN ALLAH


Segala puji bagi Allah SWT, Rabb yang Maha Pengampun lagi Maha Penerima taubat. Shalawat dan slam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta shabat-sahabat beliau.
Kata taubat berasal dari kata tawaba, yang berarti kembali. Seseorang disebut kembali bila dia menjauhi semua perbuatan dosa. Artinya, kembali kepada Allah dengan melepaskan semua keterkaitan hati dari dosa dan kembali pada perintah Allah.

Kata taubat dan pengertiannya telah disebutkan kurang lebih 85 kali dalam al-Qur’an al_karim. Allah telah menjelaskan taubatumat-umat terdahulu, balasan dan pahalanya serta hukuman bagi orang-orang yang tidak mau bertaubat.

Dalam Islam, taubat bukan jalan yang sulit ditempuh oleh seorang hamba, sehingga harus mengeluarkan tenaga dan harta yang dimiliki. Namun sebaliknya, taubat merupakan jalan yang mudah ditempuh. Pintunyapun terbuka bagi siapa saja yang menghendakinya. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ لَبَابًا مَسِيْرَةُ عِرْضِهِ أَرْبَعُوْنَ عَامًا, أَوْ سَبْعُوْنَ سَاعَةً، فَتَحَهُ اللهُ لِلتَّوْبَةِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، فَلَا يُغْلِقُهُ حَتَّى تَطْلَعَ الشَّمْسُ مِنْهُ.
Dari Shafwan bin Assal ra, dari Nabi SAW, belaiau bersabda: “sesungguhnya di sebelah barat terdapat sebuah pintu yang lebarnya sejauh perjalanan 40 atau 70 tahun, Allah SWT membuka pintu itu pada saat menciptakan langit dan bumi untuk menerima taubat. Kemudia Allah tidak menutupnya sampai matahari terbit dari sebelah barat.” Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Baihaqi dan lafadz ini merupakan riwayat imam Baihaqi. At Tirmidzzi mengatakan hadits ini hasan shahih.

Maa syaa Allah, betapa besar kasih sayang Allah kepada hambaNya.

Hadirin Rahimakumullah
Dalam menjalani hidup yang penuh senda gurau ini kita perlu hati-hati dalam bersikap dan berututr kata bahkan melakukakuan hal-hal lain. Agar kita mampu menghindari dari dosa-dosa kecil hingga besar.

Untuk melangkah kepada taubat yang haqiqi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan:
Pertama, beriman kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Tidak menyekutukannya dengan apapun  (syirik), juga harus memiliki rasa takut kepadaNya. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW, bahwa Allah SWT berfirman:

وَعِزَّتِيْ، لَا أَجْمَعُ عَلَى عَبْدِيْ خَوْفَيْنِ وَأَمَنَيْنِ، إِذَا خَافَنِيْ فِي الدُّننْيَا أَمَّنْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِذَا أَمَّنَنِيْ فِي الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ فِي الآخِرَةِ
“Demi kemuliaanKu! Aku tidak akan mengumpulkan pada hambaKu dua rasa takut dan dua rasa aman; apabila ia takut kepaKu di dunia maka Aku beri keamanan di hari kiamat; dan bila merasa aman dariKu di dunia, maka Aku berikan rasa takut di akhirat.” Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya

Kedua, bertaqwa dengan sungguh-sungguh. Artinya bukan taqwa hanya ketika butuh. Sementar saat mereka tidak butuh pertolongan, mereka ingkar dan durhaka pada Allah. Untuk itu, orang yang hendak bertaubat harus memiliki ketaqwaan yang sebenar-benarnya. Sebagaimana Allah befirman dalam surat Ali Imran ayat 102:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Ketiga, meyakini sepenuhnya bahwa Allah Maha Pengampun dan Penerima Taubat. Percaya sepenuh hati bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang kecil maupun yang besar. Sebab taubat tidak akan mendatangkan manfaat jika dibarengi dengan dengan keyakinan akan kemurahan Allah. Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 53:

۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ٥٣
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dan keempat, harus benar-benar menyesali semua perbuatan dosa yang pernah dikerjakan juga diiringi doa dengan meminta ampunan kepada Allah. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ ١٨

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

wallahu a'lam bi al-showaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar